HKIDaerah12.or.id - 07/04/2024, 20:00 WIB
Buku Mazmur adalah bagian dari Alkitab yg merupakan buku nyanyian dan buku doa. Buku ini dikarang oleh berbagai Pujangga dalam waktu yg lama sekali. Nyanyian-nyanyian & doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel & dipakai dalam ibadat mereka, lalu akhirnya dimasukkan ke dalam Alkitab. Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian pujian & ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat Allah, permohonan supaya musuh dihukum. Doa-doa ini ada yg bersifat pribadi, ada pula yg bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yg paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah. Nats ini adalah Mazmur yg dibuat oleh Daud sebagai kesaksian imannya.
Setiap manusia memiliki tantangan dan permasalahan hidupnya masing-masing. Ada yang berupa masalah ekonomi, hubungan di keluarga, masalah di pekerjaan, kebutuhan hidup dll. Raja Daud pun mengalami masalah/kesesakan hidup. Akan tetapi ketika menghadapi tekanan baik dalam memimpin pemerintahannya, pergumulan pribadi, keluarga, dll Daud tidak mengandalkan kekuatan dan kekayaan duniawinya, ia justru datang berdoa dan memohon campur tangan TUHAN dalam hidupnya (ayat 2). Ia percaya TUHAN akan membebaskannya dari kesesakan. Sejauh ini bias kita relevansikan ragam cara manusia mengatasi masalahnya, ada yang berusaha keras, berusaha dengan cara dan pikirannya sendiri, dengan segala cara; baik dengan cara yg benar maupun dengan cara salah, cara Kekristenan dan cara “duniawi”. Ada juga ketika masalah terjadi lari dari kenyataan/masalah. Bukannya menghadapi masalahnya, tetapi melakukan aktifitas lagi. Misalnya seorang bapak yg punya masalah keluarga dan ekonomi, malah justru berjudi dan menghabiskan waktunya dgn berkumpul dengan yang lain sampai tengah malam. Ada juga yg berusaha dan berdoa, meminta hikmat dan kekuatan dari TUHAN. Melalui Nats ini kita diajak meneladani Daud untuk mengandalkan cara TUHAN dalam mengatasi masalah hidup. Kita lemah jika mengandalkan diri sendiri dan cara duniawi.
Pada ayat 3-4 tertulis “Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?Sela. Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya. Atas orang-orang yg selama ini hidup dalam kebohongan dan fitnah, sehingga menodai kemuliaan/nama baik orang lain, akan mendapatkan kesiasiaan bahkan penghukuman dari TUHAN. Untuk sementara waktu mereka mungkin akan merasa jaya, akan tetapi TUHAN akan menegakkan keadilanNya dan menolong mereka yang berseru meminta tolong padaNya.
Ayat 5 Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. S e l a. Pada ayat ini Daud seolah memberikan “terapi” didalam mengelola amarah. Marah adalah bagian dari proses pikiran dan hati yg bisa terjadi bagi setiap manusia. Bahkan TUHAN Yesuspun pernah marah. Bandingkan : Mat. 16:21-23, Mat. 23:27-28, Mark. 10:13-16 dan Mat. 21:13, Yoh 2 : 13-22).
Akan tetapi kemarahan TUHAN Yesus adalah amarah yang mendidik, kemarahan yang beralasan. TUHAN Yesus marah tetapi tidak dikuasai amarah. Marah berarti ada pengharapan kita yang tidak terpenuhi atau kita merasa telah diperlakukan atau melihat sesuai yg tidak benar, tidak adil. Lalu bagaimana cara untuk bisa menguasai emosi kita? Daud mengajak kita untuk mengevaluasi diri, karena “pada waktu itulah hati nurani kita akan menegur dan mengajar kita dengan jernih” (baca Mazmur 16:7). Bila emosi yg dominan maka pikiran logis tidak dapat bekerja. Daud meminta ketika ditempat tidur, pada waktu malam,hendak tidur, evaluasilah diri. TUHAN akan membantu kita menemukan kebenaran, kesabaran dan pengendalian diri dalam mengelola amarah menjadi sesuatu yg berguna.
Ayat 6 Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN. Di dalam praktek-praktek agama Yahudi, korban persembahan dibawa kehadapan imam, dosa dari orang yang membawa persembahan tersebut diakui atas korban dan dengan demikian secara simbolik memindahkan dosa-dosanya kepada korban yang dipersembahkan tersebut. Kemudian korban tersebut dibunuh dan dibakar. Ini merupakan gambaran yang hidup yang mengingatkan kepada setiap orang bahwa "Upah dosa adalah maut" (Roma 6:23) dan bahwa keselamatan para pendosa digantikan secara substitusi. Di dalam gambaran pengorbanan tersebut, korban yang dipersembahkan mati menggantikan tempat manusia yang mempersembahkannya. Korban tersebut harus mati agar orang tersebut tidak mati. Tetapi didalam Perjanjian Baru, setelah Keselamatan dari TUHAN Yesus, persembahan yang kita persembahkan adalah persembahan yang hidup. Sehingga sebagai hasilnya kita mempersembahkan hidup kita kepada Allah, sehingga kita "tidak lagi hidup untuk diri sendiri tetapi untuk Dia, yang telah mati untuk kita dan telah dibangkitkan kembali" (2Kor. 5:15). Tubuh kita adalah 'bait dari Roh Kudus' (1Kor.6:19) yang harus dipakai untuk menjadi garam dan terang dunia. Inilah persembahan yg benar dihadapan TUHAN. Bagaimana dengan kita saat ini? Banyak manusia yg tidak memberikan persembahan yg benar dihadapan TUHAN. Hanya memberikan persembahan materi tetapi tidak memberikan hidupnya pada TUHAN. Saat ini kita diingatkan memberikan hidup dan milik kita demi kemuliaanNya, dipakai demi kebenaran dan keadilan dan kasih TUHAN.
Pada ayat 7-9 pemazmur mempertegas kesaksiannya bahwa yang akan memperlihatkan hal yang baik bagi manusia, memberikan cahaya/berkat/kemuliaan kepada manusia, memberikan sukacita, memberikan ketentraman dan perlindungan sehingga manusia bisa tidur nyenyak dan memberikan keamanan, hanyalah Allah. Hanya Allahlah sumber itu semua. Banyak manusia salah langkah didalam mencari rasa aman/sukacita/kemuliaan, merasa itu semua akan didapat jika memiliki harta yg banyak. Akhirnya orang seperti itu hanya menemukan rasa aman/sukacita yg sangat sementara. Melalui nats ini kita diingatkan agar selalu mengandalkan TUHAN didalam hidup kita.
Ditulis oleh Pdt. Happy Pakpahan
Praeses HKI Daerah XII Jawa-Lampung