HKIDaerah12.or.id - 01/08/2024, 19:00 WIB
“Bekerja, Kerja” identik dalam rangka mencari kebutuhan pokok, berupa sandang, pangan, papan. 24 jam yang diberikan TUHAN bagi sebagian orang dipakai untuk mencari, bekerja dan memikirkan kebutuhan jasmani. Padahal kehidupan ini terdiri dari Jasmani dan Rohani, dan jasmani bersifat fana, rohani bersifat kekal. Anehnya manusia terlalu focus memikirkan hal jasmani yang fana ini, yang akan kembali ketanah, karena apa? Karena ini yg dianggap mereka yg kelihatan, yg bisa ditunjukkan hingga dipamerkan. Bagaimana dengan kebutuhan pokok rohani? Memang ada yg sangat perduli dengan kebutuhan rohani keluarganya, dengan mendidik anak-anak dan anggota keluarga utk berdoa, membaca dan mencintai Firman TUHAN (Alkitab), berusaha untuk mengikuti ibadah, dan hidup sesuai firman TUHAN. Tetapi sebagian manusia lain banyak yg melupakannya, ada juga yg ibadahnya sekedar formalitas tanpa mengubah karakter dan kebiasaan hidup, digereja dan ditempat ibadah tampak alim dan kudus, tetapi diluar mabukmabukan, judi, KDRT, menipu, fitnah, gossip, kata-kata kotor, dll. Ibadah hanya sebuah kemunafikan. Melalui nats ini, kita diajak mengenal roti hidup yang akan mengubah hidup seseorang. Mengubah motivasi, mengubah arah hidup, karakter, kebiasaan ke arah yg lebih baik lagi. Kita simak.
Di tengah himpitan penjajahan bangsa Roma, orang Yahudi kesulitan untuk memperoleh makanan, dan dengan motivasi agar dapat makan tanpa harus bekerja keras orang banyak datang kepada Yesus. Motivasinya adalah karena mereka merasa jika bersama dengan TUHAN Yesus maka segala kebutuhan mereka akan dipenuhi dengan mudah, karena keMaha Kuasaan Yesus melakukan mujijat. Salah satunya untuk memperoleh roti secara fisik, karena sebelumnya mereka telah makan dari roti yang diberikan Yesus (ayat 1-14), dan kedatangan mereka kali ini mencari Yesus agar Yesus memberikan makan, mengenyangkan mereka kembali. Hal ini diketahui TUHAN Yesus, maka diayat 26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. TUHAN melihat motivasi mereka yg salah dalam mencariNya. Sejauh ini bisa kita kembangkan, banyak orang mencari Yesus dengan motivasi yg salah. Karena ingin mendapatkan ke”untungan” saja, tetapi tidak mengimani TUHAN Yesus sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT secara penuh dengan tanda hidup menurut kehendak FirmanNya. Mereka mencari Yesus karena hanya sekedar Yesus adalah ”the provider” atau penyedia segalanya. Mereka berTUHAN hanya agar “dikenyangkan” saja. Misalnya, bergereja, karena ada acara makan-makannya, ikut punguan karena retreat jalan-jalan wisata saja, agar dapat seragam baru, sekedar tampil saja, dll tanpa hidup, berpikir, berbicara, berperilaku sesuai aturan Firman TUHAN. Ada juga datang pada TUHAN hanya ketika mau sembuh saja, ketika ingin lulus saja, , ketika ada keinginan saja, ketika ada pergumulan saja ingat TUHAN, tetapi selama ini, dan setelah mendapatkan yang diinginkannya, ia kembali melupakan TUHAN. TUHAN diperalat untuk memenuhi keinginan pribadi semata. Dan secara khusus lagi, coba renungkan keberadaan keparhaladoan kita, apakah kita menjadi parhalado hanya sekedar ingin “kenyang” kebanggaan diri, tetapi bukan karena telah melihat tanda-tanda, perbuatan Allah dalam hidup kita yang membuat kita sadar ingin memuliakan TUHAN yg Maha Baik, mau melayani, mau belajar dan bertanggungjawab atas pelayanan?
TUHAN Yesus kemudian mengajari mereka untuk meluruskan motivasi mencari TUHAN dan memotivasi manusia untuk hidup lebih baik lagi. Tuhan Yesus berkata di dalam ayat 27 ”Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang pbertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Bahwa kehidupan ini, manusia jangan hanya bekerja mencari makanan fisik saja, melainkan berusahalah, bekerjalah untuk mencari TUHAN, yg digambarkan sebagai makanan hidup yg kekal. Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” (ay.28). Pertanyaan ini belum selesai sampai hari ini, dan harus terus direnungkan dan digapai setiap manusia yang ingin diselamatkan, termasuk kita saat ini. Di dalam ayat 29, Yesus menjawab, ”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” untuk menyelamatkan manusia. Percaya adalah sebuah “pekerjaan”, artinya sesuatu yang harus dilakukan secara konkret dan serius. Beriman dan percaya tidak boleh hanya sekedar dan formalitas. Bagaimana dengan kita, apakah 24 jam yg diberikan TUHAN kita pakai hanya untuk bekerja, mencari kebutuhan pokok duniawi saja dan melupakan kebutuhan pokok rohani? Bekerja dan terus bekerja sampai lupa beribadah hanya akan membuat manusia seperti meminum air laut. Terus merasa “haus”, disamping itu secara psikologi membuat lebih emosional, mudah marah, susah tidur, “serakah”, iri hati, dll. Tetapi jk bekerja & beribadah, kita akan hidup bersyukur, bekerja lebih bahagia, tenang & menikmati apa yg ada. Menemukan roti bagi kerohanian berarti manusia harus bekerja. Apakah yang harus dikerjakan untuk itu? Sama seperti Allah yang telah bekerja untuk manusia sepanjang zaman seperti yang Alkitab ceritakan kepada kita, maka Yesus menuntut kita untuk memenuhi kebutuhan rohani dengan bekerja untuk Tuhan. Melayani untuk TUHAN dan mengisi hidup dengan kebenaran firmanNya.
Pada ayat 30-35 diterangkan orang banyak meminta tanda dan perbuatan ke Ilahian Yesus yang akan membuat mereka percaya kepadaNya sebagai Juru Selamat. Mereka memperbandingkan tanda yg dilakukan Nenek Moyang Israel (Musa) dgn manna di padang gurun, sebagai gambaran roti dari surga. Tetapi Yesus menerangkan bahwa peristiwa turunnya roti manna bukan kuasa Musa melainkan TUHAN dan sesungguhnya bukan roti seperti itu yg dimaksud Roti dari surga. Yesus kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Roti yg datang dari Surga sebagai Roti Hidup itu sesungguhnya. Yesus menyebut (ayat 32) “…BapaKu yang memberikan kamu roti yang benar dari Sorga”; dalam tradisi bangsa Yahudi khususnya didalam keagamaan mereka, mereka menyebut “bapa” untuk Allah Israel. Mengapa Yesus menggunakan istilah “BapaKu”? Ini bertujuan untuk menarik perhatian orang banyak itu tentang siapa Yesus yang memiliki hubungan pribadi dengan Allah.
Pada akhirnya pada ayat 35, Yesus mengajak untuk “datang dan percaya”. Arti kedua kata ini sangat luarbiasa yakni bergerak, Go!, bekerjalah, bangun dan bertemulah dengan Tuhan Allah kita. Ajakan untuk lebih mencari TUHAN dengan segala kebenaran firmanNya, yang membuat kita disehatkan secara makanan rohani, tidak mudah diombangambingkan berbagai ajaran dan bisa mengalahkan kesesatan dunia. Dan mengapa datang kepada Yesus tidak menjadi lapar juga secara fisik? Dengan datang kepada Yesus, seseorang akan diajar untuk memamfaatkan talenta, potensi, otak, dengan baik. Orang yg ber TUHAN baik, tidak akan bermalas-malasan, dia akan memamfaatkan waktunya dengan baik dengan bekerja dan berdoa. Orang yg ber TUHAN dengan benar berarti bekerja dengan tidak bersungut-sungut, penuh sukacita, damai. Dia juga tidak akan berfoya-foya dalam hidup, karena ia tahu menggunakan rejeki dari TUHAN dengan baik, bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk menolong orang lain.
Sesungguhnya motivasi dan tujuan orang banyak datang kepada Yesus ditengah rasa lapar dan ingin makan adalah normal. Namun tidak cukup hanya sampai di situ, karena manusia tidak hanya terdiri dari badaniah/jasmani yang hanya membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup. Melainkan manusia juga terdiri dari unsur rohani, sehingga manusia juga harus berusaha dikenyangkan dengan yang rohani. Selagi orang banyak itu datang untuk mencari roti yang hanya mengenyangkan perut (jasmani) mereka, TUHAN Yesus datang mengingatkan dan mengajak mereka untuk mencari roti untuk rohani mereka. Bahkan Yesus mengingatkan mereka bahwa lebih penting untuk mencari “roti rohani” dalam kehidupan mereka. Maka, tugas kita saat sekarang ini adalah untuk menemukan kedua-duanya, tanpa melupakan satu di antara yang lainnya, yang semuanya itu haruslah dengan mengedepankan pekerjaan untuk Tuhan, “Cari dahulu Kerajaan Allah maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Jadi mencari TUHAN jangan hanya untuk kepentingan fisik, melainkan lebih kepada kepentingan rohani mencari kebenaran firmanNya untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai petunjuk hidup ditengah hiruk pikuk dunia.
Saat ini melihat kebutuhan pokok, makanan rohani dan jasmani. Banyak manusia yang mengalami kekurangan makanan rohani dan jasmani. Bukan hanya kurang dalam arti kuantitas, tetapi kekurangan gizi “jasmani dan rohani”. Miskin secara jasmani dan miskin secara rohani sehingga berdampak kepada kemiskinan karakter, miskin pemikiran dan kepicikan. Tugas kita Parhalado mengarahkan mereka-mereka ini sadar, dan bangkit untuk datang kepada TUHAN dimampukan untuk sehat, cukup makan rohani dan jasmani, cukup gizi rohani dan jasmani. Caranya bagaimana, kita berikan arahan, nasihat, teguran, kita teladankan, melalui keseharian, khotbah. Kita perkenalkan kepada mereka TUHAN Yesus akan mereka mengenal secara pribadi. Ciri orang yg mengenal TUHAN Yesus secara pribadi adalah dia berbuah, cara berpikirnya positif, perkataannya baik, dia punya pendirian yg baik, sifatnya baik, bertanggung jawab atas tugas dan posisinya (sebagai ama/ina/anak, parhalado, pengurus, dll). Orang terberkati dengan kehadirannya, banyak yg diteladani darinya. Karena hidupnya bergerak searah dengan keinginan Kristus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita Parhalado atau jemaat yg sudah mengenal Yesus secara pribadi? Atau hanya sekedar kenal Yesus, sekedar Kristen, sekedar Parhalado? TUHAN menilai.
Ditulis oleh Pdt. Happy Pakpahan
Praeses HKI Daerah XII Jawa-Lampung